mungkin bila kita melihat setrika tua yg terbuat dari besi dan harus menggunakan arang untuk dapat dipakai menyeterika, memang sangat berharga tepatnya mahal, karena itu barang kuno yg sudah langka.. tapi ada sebuah kisah tentang setrika tua besi itu yg sesungguhnya lebih berharga daripada harga(uang).. diambil dari kisah nyata..
ceritanya dimulai sekitar 35 tahunan yg lalu..
ada dua orang janda yang tinggal dalam 1 rumah.. kedua janda itu kakak beradik dan sama2 ditinggal suami mereka. mereka masing2 sama2 mempunyai 1 orang anak..janda yang adalah kakak itu sebut saja Ani, dan janda yang adalah adik itu sebut saja Ina. Ani punya 1 putra, Ina punya 1 putri.. mereka semua hidup susah dan harus hidup kerja keras. sampai suatu saat Ina merantau ke jakarta untuk bekerja, walaupun hanya menjadi pembantu. sehingga di rumah itu tinggallah 3 orang. mereka hidup sangat memprihatinkan walaupun setiap bulan Ina mengirim gajinya yg ga seberapa itu kepada Ani. Ani juga ikut bekerja dengan membuat kerupuk dan rangginang(sejenis kerupuk, tapi dari beras ketan), lalu menjualnya sambil berkeliling, dibantu dengan 2 anak Ani dan Ina. tidak hanya itu, mereka juga sering membuat 'es mambo' istilah untuk membuat es dari sirop,,lalu dijualnya pula es itu.. namun semuanya itu hanya dapat mencukupi kehidupan mereka sehari-hari dengan terbatas. bahkan mereka sering hanya makan dengan garam saja..malah dapat makan nasi pun mereka sudah bersyukur. karena pernah beberapa kali mereka tidak makan seharian..
karena susah, akhirnya putra Ani itu putus sekolah sampai kelas 6 sd, dan memutuskan untuk bekerja di sebuah peternakan ayam. tapi putri dari Ina itu tetap bersekolah. bahkan saat putri dari Ina itu masuk SMP, ia hanya pulang-pergi sekolah dengan berjalan kaki walaupun jarak SMP nya sangat jauh dari rumahnya, sekitar 1 km lebih. sedangkan ia cuma punya 1 seragam putih. padahal kondisinya yang mengharuskan dia jalan kaki di tengah teriknya matahari, itu membuat seragamnya basah oleh keringat yang membanjir. sehingga ia harus, selalu mencuci seragamnya setelah pulang sekolah, lalu dipakai lagi keesokan harinya. seringkali baju itu tidak kering, sehingga subuh2, ia harus mengeringkannya di depan tungku api. itu membuat baju putihnya menjadi kehitaman.
begitgupula denga putra dari Ani, ia hanya memiliki baju terbatas, baju yang lainnya sudah robek2 dan sudah selayaknya hanya digunakan untuk keseharian di rumah..sehingga ia sering pula, mencuci bajunya setelah ia pulang kerja sore hari, dan mengeringkannya di depan tungku api.. Ani pun menggunakan tungku api apabila ingin mengeringkan pakaiannya..Ani menjadi sedih dan menyesal karena ia tidak dapat membelikan setrika yang saat itu masih mahal harganya..
lalu putra dari Ani itu bertekad ingin membeli setrika, agar ia dan anggota keluarganya bisa menggunakannya. akhirnya ia mulai menabung dengan sangat berhemat, tidak pernah ia jajan untuk dirinya sendiri sedikitpun,, karena ia bertekad untuk membeli setrika itu. sampai pada akhirnya setrika itu mampu dibelinya.. sehingga seluruh anggota keluarganya, bisa mempergunakannya.
pada usia 17 tahun, putra dari Ani itu meninggal dunia, karena kecelakaan. ia yang mengendarai motor saudaranya, ditabrak oleh truk besar di belakangnya.
Ani, Ina, dan putrinya sangat sedih sekali..
dan sampai saat ini Ani menyimpan setrika tua itu dengan baik, dan mewariskan pada cucu Ina, karena Ani tidak mempunyai cucu..kondisi setrika itu tidak rusak, dan masih bagus,, sebenarnya kalu dijual pada para fanatik barang antik, bisa bernilai jual tinggi.. hanya saja cucunya terkagum dan terkesan dengan makna cerita di baliknya...
dan benar2 diingatkan bahwa apa yang orang tua kasih ke anaknya, mungkin anaknya merasa itu biasa aja, dan bahkan sering dilupakan begitusaja.. tetapi ketahuilah, bahwa apa yang anak kasih ke orang tua, itu sangat berarti untuk orang tua itu, dan ia bahkan simpan dan jaga seumur hidupnya....
jadi bersyukur kalau kita masih punya orang tua, dan belajar untuk mengasihinya...saya pun masih terus belajar!!!^^
God bless
(NA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar